Mencari Program SMK Terbaik Untuk Anak
Halo semuanya, karena berhubung pembaca blog ini bukan cuma dari kalangan anak sekolah, kali ini tulisan saya bakalan saya buat khusus buat para orang tua.
Saya tau susah banget buat nyari info tentang program SMK dan ga sedikit juga para orang tua yang akhirnya membaca blog saya. Buat adek adek, tulisanku kali ini boleh di skip aja atau di berikan ke orang tua kalian aja biar orang tua kalian semakin mengerti dengan program SMK yang di tawarkan oleh Taiwan.
Sebagai orang tua, tentunya pasti ingin yang terbaik untuk anak, pasti ingin bisa menjaga anaknya walaupun jauh. Banyak sekali hal hal yang butuh dipertimbangkan ketika ingin mengirimkan anak ke luar negeri untuk bersekolah apalagi jika umurnya terhitung sangat muda.
Banyak orang tua yang akhirnya menghubungi saya melalui dm karena bingung dengan program SMK mana yang lebih baik dipilih oleh anaknya.
Jujur saja pertanyaan ini susah dijawab ketika saya kurang tau latar belakang keluarganya, karena tiap keluarga memiliki tingkat ekonomi yang berbeda, anaknya juga memiliki sifat yang berbeda.
Biasanya yang saya sarankan adalah jika orang tua nya mampu untuk menyekolahkan anak untuk masuk ke program regular dan anaknya masih berusia 14-16 tahun, maka saya akan encourage orang tuanya untuk memasukan anak ke dalam program SMK reguler, terlepas dari faktor anaknya mau atau tidak mau sekolah ya.
Kenapa kok masuk program reguler?
Karena yang saya liat dari usia segitu, masih penting untuk anak itu bersekolah bukan bekerja (ini menurut papa saya), umur segitu akan lebih baik anak belajar bekerja dengan cara part time, sehingga tidak terlalu merasa terbebani.
Anak yang usianya muda cenderung lebih susah beradaptasi pada lingkungan kerja biasanya, karena lingkungan kerja SMK biasanya anak sudah diharapkan bisa mengikuti culture perusahaan dan bekerja sesuai dengan SOP perusahaan. "?>;'
2. Karena orang tua dapat mencukupi kebutuhan finansial anak (uang sekolah, uang saku, dll). Kenapa saya rasa lebih baik masuk program reguler, karena dari sisi pendidikan akan sangat di genjot, dan anak pun bisa lebih banyak berinteraksi dengan orang Taiwan. Mengirimkan anak ke Taiwan tentunya orang tua berharap si anak dapat mempelajari bahasa mandarin lebih dalam.
3. Pelajaran yang di dapat akan jauh lebih banyak ketimbang dengan sekolah sambil magang, bisa di bilang kalo jurusannya sama, anak SMK sambil magang kira kira hanya akan dapat 50% dari yang diajarkan kepada siswa reguler, bahkan karena sekelas hanya siswa asing semua, kadang apa yang dipelajari oleh siswa sambil mangang ini tidak sampai 50%.
Sekarang membahas tentang program SMK sambil magang,
Beberapa orang tua mungkin lebih prefer program seperti ini karena ingin anaknya belajar bekerja dan juga biasanya tidak begitu mampu jika harus menaggung segala uang sekolah, kebutuhan si anak. Tentu saja program SMK sambil magang adalah jalan keluar terbaik dalam masalah ini.
Anak bisa bertanggung jawab atas sekolahnya sendiri, setidaknya membantu meringankan sedikit beban orang tua. Tapi pastinya karena magang akan jadi tanggung jawab si anak, maka sangat penting bagi orang tua untuk bertanya apakah si anak bersedia.
Magang sendiri merupakan bagian dari penilaian sekolah, pihak tempat magang harus memberikan penilaian bulanan bahkan mingguan bagi sang anak, penilaian ini tidak hanya berupa angka, pihak tempat magang biasanya juga harus memberikan penjelasan (laporan) tentang kinerja anak dan apa yang telah dipelajari si anak. Jadi ketika si anak malas malasan, akan ada sanksi juga, paling parah ya dipulangkan sehingga harus menunggu adanya pekerjaan baru.
Di Taiwan, anak magang diperlakukan selayaknya orang bekerja pada umumnya, hanya bagiannya saja biasanya di posisikan di tempat yang tidak berbahaya. Termasuk berkelahi atau beradu mulut itu juga bisa dapat sanksi, makanya sangat penting untuk tahu kesiapan anak.. Karena bisa dibilang dunia kerja di Taiwan termasuk berat, karena memang kulturnya seperti itu.
Pendapat pribadi aku sih, banyak orang tua sekarang merasa program sambil magang itu yang terbaik, karena anak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, tapi juga banyak faktanya anak anak apalagi yang usia nya muda ini kurang siap dengan dunia kerja (yang usia gede dan ga siap juga banyak), anak anak muda ini kurang flexible dalam bekerja, merasa termaki sedikit sudah sakit hati, akhirnya terjadi masalah, entah beradu mulut, lapor orang tua, minta pindah perusahaan, dan bahkan minta pulang.
Sering banget masalah diatas ini terjadi lho, jadi tolong dipertimbangkan.
Semoga bermanfaat.
Michiko Akane
Komentar
Posting Komentar